Wilayah Pasuruan yang merupakan perlintasan jalur mudik dan balik
pantura ke arah timur dan selatan wilayah Jatim, sangat rawan kemacetan
dan kecelakaan.
Kondisi tersebut hampir merata di seluruh jalur, mulai Gempol-
Pandaan-Purwosari-
Purwodadi hingga perbatasan Lawang Malang. Juga jalur
Gempol-Bangil-Pasuruan-
Nguling-hingga Probolinggo. Hal serupa juga
terjadi di jalur Pasuruan- Purwosari kearah Malang.
Di jalur Gempol-Pandaan- Purwosari hingga perbatasan Lawang Malang, meski
kondisi jalannya sudah lebar dengan empat lajur, tapi juga masih tetap
rawan kemacetan, demikian pantauan ANTARA, Minggu.
Kemacetan sering terjadi mulai dari simpang tiga Gempol, serta di simpang tiga Kejapanan. Dua titik kemacetan ini akibat imbas kemacetan dari ruas Jalan Raya
Porong, yang “diancam” luapan lumpur Lapindo. Kemacetan juga sering
terjadi di simpang Pandaan, dan simpang tiga Purwosari. Di Purwosari ini
jeda lampu pengatur lalu lintas
sudah tidak imbang lagi dengan jumlah
kendaraan yang lewat, sehingga terjadi kemacetan yang cukup panjang.
Kemacetan lalu lintas di Purwosari ini terjadi akibat pertemuan arus
kendaraan baik dari arah Surabaya, Malang, maupun Pasuruan. Sebab
wilayah Pasuruan merupakan daerah pertemuan arus mudik dari berbagai
daerah, baik yang mau meninggalkan Surabaya maupun yang akan masuk ke
Surabaya.
Jalur antara Gempol hingga Lawang Malang ini selain rawan kemacetan juga rawan kecelakaan.
Sedangkan kemacetan yang terjadi di jalur Gempol-Bangil- Pasuruan hingga
Probolinggo terjadi mulai dari simpang Gempol, simpang tiga pasar
Gondanglegi, Beji akibat pasar tumpah.
Serta alun-alun Bangil karena seluruh kendaran, baik kendaraan dalam
kota maupun pelintas antarkota menggunakan satu jalar yang sempit ini.
Sementara kota Bangil belum memiliki jalur lingkar alternatif.
Di jalur antara Gempol-Bangil ini meski badan jalannnya sudah lebar
dengan empat lajur, pengguna jalanjuga masih harus waspada, karena masih
banyak lajur yang menyempit.
Sedangkan jalur antara Bangil- Pasuruan sudah lebar dengan empat lajur.
Meski kondisi kondisi jalan telah lebar dan mulsus, di jalur ini juga
rawan kecelakaan. Sementara jalar antara Pasuruan - Purwosari, meski
jalan ini bisa disebut juga sebagai jalan alternatif juga rawan
kemacetan karena di wilayah Wonorejo sering terhambat pasar tumpah.
Jalur yang paling memprihatinkan adalan jalur antara Pasuruan hingga
Probolinggo. Di sepanjang jalur ini kondisi badan jalannnya sempit,
hanya terdiri dua lajur saja. Praktis anatara Pasuruan- Probolinggo ini
kendaraan akan mengalami kesulitan saling mendahului.
Kondisi jalan antara Pasuruan hingga Probolinggo selain jalurnya sempit, juga aspalnya
banyak yang bergelombang.
Masih ditambah lagi di simpang tiga Pasar Ngopak sering terhambat pasar
tumpah. Di ruas jalan antara Rejoso-Grati, pengguna jalan juga harus
waspada terhadap banyaknya
konvoi para pengendara sepeda motor maupun
pancal yang mengangkut rumput.
Para pencari rumput tersebut tidak akan libur meski dalam kondisi
Lebaran, karena merupakan kebutuhan pokok bagi ternaknya. Konvoi pencari
rumput ini sering menyita badan jalan, karena antara
Pasuruan-Probolinggo hanya dua jalur saja.
Kapolres Pasuruan AKBP Syahardiantono mengatakan, untuk mengantisipasi
kerawanan kemacetan dan kecelakaan tersebut, Polres Pasuruan selain
menggelar Operasi Ketupat Semeru, juga menggelar Operasi Ketupat Khusus
2010, yakni melakukan memberikan pelayanan pengamanan dan pelayanan
kepada para pemudik.
Sebab, lanjut Kapolres, berdasar pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, banyak terjadi kecelakaan serta perampokan terhadap para penggunaka
kendaraan roda dua.
Untuk operasi tersebut, Polres Pasuruan menerjunkan 354 personel polisi
dan dibantu 1 peleton Brimob, serta Dishub, Senkom Mitra Polri, dan
masyarakat sekitar. Serta menerjunkan personel khusus di daerah-daerah
rawan tersebut.
ant (surya.co.id)
Dipetik dari :
www.pasuruan.info/article-2974-pasuruan-rawan-macet-dan-kecelakaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar